Cerbung : "Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah" Part II
Cerbung : "Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah" Part II
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat datang kembali di Blog Serambi Catatan. Kali ini ada sambungan dari Cerbung : "Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah" yang kemarin loh yang belum baca tinggal klik aja ya disini. Yuk lanjutin bacanya. Selamat membaca.
Author : R Ayi Hendrawan Supriadi
Kehidupan ku di sekolah tetaplah sama tidak ada yang berubah, hanya saja saat aku menginjak kelas IX, keluarga ku di guncang dengan sesuatu yang lebih kuat. Masuk nya orang ke-tiga kedalam kehidupan Ku, membuat semuanya semakin rumit. Tiada hari tanpa keluarga ku bertengkar. Rasanya mungkin ada yang kurang bila tak bertengkar. Jelas, rumahku semakin tak nyaman, dan saat itu mungkin itulah yang ku anggap NERAKA Dunia. Adik ku yang masih berusia lima tahun harus melihat sesuatu yang tidak baik untuk ia lihat. Pada saat itu juga Ibu ku sedang hamil anak ketiganya. Tak ada yang bisa aku lakukan, aku hanya bisa membawa adik ku pergi ke rumah Nenek. Karena rumah Nenek sangatlah tentram.
Tiba satu waktu aku sangat merasakan lelah dengan semua ini, aku enggan untuk menghormati mereka, tapi bagaimanapun itu tak bisa aku lakukan karena takut akan perkembangan mental adik ku. Hingga saat di sekolah aku pernah ditegur karena aku seringkali kesiangan. Guru ku mungkin sudah menyadari bahwa aku sedang dalam masalah, tapi tetap saja tidak aku ceritakan. Aku hanya menjawab kalo aku memang kesiangan akihir akhir ini.
Ujian Nasional telah tiba, semua yang aku persiapkan sudah matang. Aku siap bertempur di medan UN. Aku konseling dengan guru BK Ku di SMP untuk menanyakan kemana aku akan melanjutkan. Guruku menyarankan ku untuk melanjutkan ke SMA karena melihat dari sisi akademik yang aku miliki terbailang bagus. Setelah aku mengisi isian konseling yang guru ku beri, hatiku lebih mantap untuk memilih SMK. Dengan harapan agar aku cepat mencari uang agar tidak meminta terus ke orang tua.
SMK di kota lah yang aku pilih sebagai tempat aku menimba ilmu selanjutnya, bukan bayangan baik awalnya aku memilih sekolah ini. Alasan ku karena aku pernah melihat mereka Tawuran dijalan depan rumah Ku. Tiba saatnya pengumuman bahwa aku lolos dan resmi menjadi siswa di sekolah tersebut. Semua bayangan ku tentang sekolah ini ternyata salah, disini aku dididik dan dibangun menjadi seseorang yang kuat tanpa memandang orang lain lemah. Pendidikan yang aku terima sangatlah banyak, bukan hanya sekedar ilmu akademik tapi ilmu kehidupan juga sungguh melimpah.
Belum genap 1 tahun diriku di SMK, keluarga Ku memutuskan untuk pindah keluar kota. Aku tak mau ikut mereka, aku sudah merasa nyaman dengan sekolah ku ini. Mengingat semua perjuangan sudah kulakukan agar aku dapat bersekolah disini, walaupun aku harus rela tinggal berjauhan dengan keluarga Ku. Semua ini aku lakukan agar aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan dapat membantu kedua orangtuaku kelak... (Bersambung)
Lanjutan nya tunggu besok ya, jangan lupa like dan share jika merasa postingan ini baik. Saya tunggu komentarnya ya. Terima kasih, sampai jumpa besok.
Sangat mengentuh hati ceritanya...iya setuju kita jangan menjadi beban orang tua malah harus membantu meringankan
ReplyDeleteTerima kasih mas, ini juga sebagai self reminder bagi saya juga hehe
DeleteMantap kisahnya menyentuh sekali
ReplyDeleteAlhamdulillah, makasih mas
Delete